Minggu, 04 Desember 2011

Hujan

Hujan….. ini membuat aku teringat masa-masa indah waktu aku masih kecil… saat itu umur ku masih 6 tahun,, aku baru masuk sekolah dasar pada saat itu… seperti biasa setiap hari adalah hari bermainku dengan kawan-kawan sebaya ku… aku sangat menikmati hari-hari semasa kecilku yang indah,,, hari-hari dimana aku dikelilingi orang-orang yang saying kepadaku,,, orang tua ku yang sangat menyayangiku,, rumah bagaikan surge dunia ku dan hari-hari indah dimana aku selalu bersama teman-teman yang setia dan selalu membantuku….Marco,, dan Tomi,,, merekalah sahabat karibku sejak SD.. Kami bertiga selalu bersama,, baik suka maupun duka… tak terasa kami telah mengijak tingkat akhir SD (kelas 6)…
Hal yang paling ku ingat sampai saat ini adalah ketika kami bertiga bermain sepak bola bersama,, lalu ku tendang bola sekuat tenaga hingga memecahkan kaca rumah Pak Edward… Pak Edward pun marah besar,,, kami pun lari sekuat tenaga ketakutan…. Sangking kesalnya Pak Edward menyuruh Bulldog peliharaannya untuk mengejar kami… kami terus berlari menghindari gigitan Bulldog itu,,, tapi ia terus mengejar kami… akhirnya kami pun memanjat sebuah pohon jambu,,, tapi Bulldog itu tidak lantas pergi,,, dia terus menunggu kami dibawah pohon itu…. Beruntung,, saat itu pohonnya sedang berbuah lebat,,, karena kelelahan dan lapar,, kami pun melahap jambu-jambu itu…. Tak terasa hari semakin sore,, tapi Bulldog itu tetap gigih menanti kami dibawah pohon itu… sampai saat malam hari,, akhirnya ia beranjak pergi… dan kami pun turun dari pohon itu dan pulang kerumah masing-masing…. Sesampainya di rumah ibu ku memarahiku,, dia memukulku dengan sapu yang telah dipegangnya sejak menanti kepulangan ku,,, mungkin ibu melakukan semua ini karena ia khawatir karena aku telat pulang…
Tapi pikiran ku saat itu masih sangat labil,,, karena ke egoisan ku,, aku berbalik marah kepada ibu ku,,, selama ini ibu tidak pernah memukul ku seperti ini,, ini kali pertama ia melakukanya kepadaku…. Aku lekas membentaknya dan berkata “Ibu jahat…” … seketika wajah cantik ibu berubah menjadi murung,,, tampak kesedihan yang mendalam terpoancar dalam wajah cantiknya…. Tapi aku,,, si Luffy kecil tidak memperdulikannya,,, aku bargegas masuk ke kamarku dan menguncinya… Ibu terus mengetuk pintu kamarku mengajak ku untuk makan malam,,, tapi aku tidak menghiraukannya sama sekali… saat itu aku marah,, marah pada ibu…
Tak lama kemudian ayah pulang dari kantornya,,, lalu Ibu menceritakan semuanya pada ayah… Ayah membujuk ku untuk keluar lalu makan malam bersama,,, tapi aku menjawab dengan ketus,,, aku masih marah pada ibu dan berteriak Ibu Jahat…” …. Ayah terus membujuk ku,,, tapi aku tetap bertahan dengan ideology ku…. Tiba-tiba aku mendengar suara tangisan,, Ibu menangis… tapi aku masih saja tetap pada ideology ku dan tetap tidak menghiraukan tangisan ibu… sampai ketika aku mendengar ibu berkata kepada ayah “ Tolong jaga Luffy baik-baik…” … aku yang masih kecil dan marah pada Ibu tidak mengerti apa maksud dari kata-kata ibu… dalam tangisan ku,, aku pun tertidur….
Keesokan harinya pun suasana rumah seperti mencengkram,, aku tidak sedikitpun menegur Ibu ku…. Tak terasa,, akhirnya aku lulus SD,,, saat itu aku beranggapan jika aku bukan Luffy si kecil lagi,, aku sudah beranjak dewasa… kebahagiaan saat lulus SD terasa sangat indah bagi ku,, karena aku menjadi lulusan terbaik disekolah ku…. Tapi kebahagiaan itu retak ketika aku mengetahui Marco,, sahabat terbaik ku akan pindah keluar negri bersama orang tuanya… Marco adalah anak blesteran Indonesia – Belanda,, dia pernah bilang suatu hari akan pindah ke Belanda,, tapi aku tak mengira secepat ini dia pindah… tapi jarak bukan lah penghalang bagi persahabatan kami,,, kami tetap menjalin hubungan dengan baik lewat internet….
Aku dan Tomi melanjutkan pendidikan kami ke sekolah yang sama,,, kami masuk SMP favorite yang berada di kota kami… sebulan pertama masuk SMP,,, semuanya berjalan dengan baik,,, aku mendapatkan teman-teman baru di sekolah ku yang baru ini…. Tapi hal mengerikan yang tak pernah ku kira terjadi,,, Ibu masuk rumah sakit,, ia menderita Kanker stadium akhir…. Dan akhirnya ajal menjemputnya…. Aku kehilangan orang yang sangat aku sayang didepan mataku,,, aku menangis,,, air mata ku tak dapat berhenti,, layaknya hujan lebat yang saat ini terjadi,,, hujan ini mewakili tangisan ku yang penuh dosa pada ibu…. Aku belum sempat meminta maaf atas kejadian 2 bulan yang lalu pada ibu,,, sampai saat ini aku masih merasakan penyesalan yang mendalam… akhirnya aku mengerti apa maksud ibu ketika ia bilang “ Tolong jaga Luffy baik-baik…” … ibu merahasiankan penyakitnya pada ku,,, dia tahu hidupnya tidak akan lama lagi,,, tapi aku,,, malah membuat hari-hari terakhir dalam hidupnya menjadi kelam…
Beberapa hari setelah kepergian ibu,, aku menemukan secarik kertas surat dari ibu yang ia tujukan kepadaku,, disurat itu dia bilang
“ Luffy sayang,, maafkan ibu telah memukul mu hari ini… ibu ingin kamu belajar bertanggung jawab dan mandiri,, karena kamu sudah mulai beranjak dewasa… maafkan ibu ya anak ku sayang…. Maafkan ibu yang tidak bisa menjadi ibu yang baik… ibu sayang Luffy….”
Perasaan bersalah dan berdosa menghampiri ku… aku menyesal dengan semua yang telah aku lakukan… kini aku kehilangan ibu ku,, ibu yang ku sayang…. Tapi aku tak mau larut dalam tangisan ku ini,,, aku yakin ibu pun demikian… aku yakin ibu terus melihat ku dan menjagaku dari surga…  I Love you mom…
Sejak saat itu aku mulai berfikir secara dewasa dan bijak,,, aku tak mau lagi ke egoisan ku menyeret ku masuk kedalam lubang penyesalan dan dosa seperti dulu… aku menjalani hari-hari ku dengan kesibukan baru… sejak saat ini aku ingin menjadi seseorang yang sukses sesuai keinginan almarhumah ibu…. Suasana dirumah tak seindah dulu,, kini rumah ku yang dulu surge ku berubah menjadi tempat yang sepi dan menyebalkan…. Tak pernah kurasakan kasih sayang orang tua lagi sejak ibu meninggal… ayah selalu disibukan oleh pekerjaan kantornya,, ia tidak memiliki waktu sedikitpun untuk aku,, anaknya… aku merindukan sosok ibu ku….
Tak terasa 3 tahun terlewati,,, aku telah menyelesaikan pendidikan ku di SMP,, dan aku pun melanjutkan pendidikan ku ke SMK,, aku ingin begitu lulus SMK langsung menjadi anak yang mandiri… Tomi pun masuk SMK bersamaku,,, tapi berbeda jurusan dengan ku… tapi kami tetap bersama…. Hari-hari ku menjadi sedikit lebih indah karena kehadiran Tomi,,, sahabat ku dari kecil yang selalu menghibur ku…. 1 tahun berlalu,, aku dan Tomi saat itu duduk di tingkat 2,, aku tak sabar ingin cepat-cepat lulus dari sini dan menjadi seorang arsitek yang handal…. Aku memang suka menggambar,, itu hobby ku sejak kecil… tak hayal,,, nilai gambar arsitek ku selalu bagus,, guru-guru sekolah ku pun memuji ku,, aku semakin yakin kelak aku akan menjadi Arsitek yang handal…
Aku dan Tomi seperti biasa pulang bersama,, seperti biasa dia yang mengendari motor… hari itu Hujan lebat,, aku teringat hari dimana ibu meninggal,, kali ini aku mendapatkan firasat buruk… aku berusaha mencegah Tomi untuk nekat pulang saat hujan begini,, tapi dengan alasan besok hari minggu dan di memilikin banyak tugas rumah jadi dia nekat untuk tetap pulang… aku hanya bisa menyetujuinya,, karena Tomi yang mengendarai motor… di perjalanan,, terlihat seorang gadis SMA juga mengendarai motor berlawanan arah dengan kami.. karena hujan deras dan jalanan licin,, gadis itu pun terpeleset dan jatuh…. Tomi yang tidak nenyadarinya pun menabrak gadis itu,, dan kami pun terjatuh… tapi tiba-tiba sebuah truck melaju dengan kencang kearah ku… aku terpaku,, tak bergerak sedikitpun… tapi Tomi mendorong ku dan berusaha menyelamatkan ku….
Tapi hal yang menyedihkan terjadi,,, Tomi terlindas truck itu…. Ia meninggal dengan teragis didepan mataku…. Untuk kedua kalinya orang yang aku sayangi meninggal didepan mataku pada saat hujan turun… Tomi mengalami luka parah,, kakinya patah,, dan kepalanya pecah… sesaat sebelum Tomi meninggal,, aku memeluknya dnegan erat,, terdengar suara pelan dari mulutnya terdengar di telingaku “jaga gadis itu…” kalimat itu terdengar sebelum dia melafaskan 2 kaliamat sahadat dan menghembuskan nafasnya yang terakhir… dan gadis SMA itu pun terbujur kaku d jalan… aku tidak mengalami luka yang parah,, hanya beberapa luka lecet di tubuh ku…
Sesampainya dirumah sakit,, aku teringat kata-kata terakhir Tomi,, aku mencari gadis itu dengan penuh air mata diwajah ku,, aku tak kuasa membendung tangisanku karena kehilangan sahabat baik ku…. Tak lam kemudian kudapatkan kepastian soal gadis itu dari dokter yang menanganinya…. Dokter bilang dia selamat,, tetapi dia tidak akan bisa lagi melihat indahnya dunia,, gadis itu mengalami cidra dimatanya hingga dia buta…
Aku berusaha mengikhlaskan diri atas kepergian sahabat ku,, Tomi… Aku berusaha memberitahu kejadian ini kepada Marco,, tapi lagi-lagi hujan lebat menyertai tangisan ku… sebulan terakhir aku tidak pernah membuka E-mail ku,, pada saat itu ku dapatkan pesan dari Marco yang ia kirim 1 bulan yang lalu… di e-mail itu dia bilang “Good bye my best friend… I Love You…” …. Aku langsung berusaha menghubungi orang tua Marco di Belanda,, tapi jawaban yang membuat ku semakin terpuruk di keluarkan dari mulut ibunda Marco… Marco telah meninggal 2 minggu yang lalu karena AIDs….
Keadaan ini semakin memburuk ketika ku dapati ayah berencana menikah lagi… aku tak sudi memiliki ibu baru,, ibu ku hanya 1,, dan tak akan tergantikan…. Hidup ku semakin terpuruk… aku tak tau apa yang harus aku lakukan saat ini,,, tak ada 1 hal pun yang membuat ku bahagia saat ini… aku teringat soal gadis yang terlibat kecelakaan tragis itu… aku berusaha mencari informasinya,, dan akhirnya ku dapatkan alamat rumah dan nama nya… gadis itu bernama Cilla,, nama yang indah….
Mungkin nasib Cilla tak seburuk nasib ku,, dia hanya kehilangan ke-2 bola matanya sedangkan aku kehilangan keluarga dan sahabat ku… tapi dia tampak lebih murung dari pada aku,, karena kondisinya saat ini dia tak bersekolah lagi dan kawan-kawan nya dulu perlahan menjauhinya…. Mungkin ini lah sebabnya kenapa Tomi menyuruh ku menjaga Cilla,,, dengan senang hati aku menjaganya…
Setiap hari sepulang dari sekolah atau saat libur sekolah aku kerumahnya,,, keluarganya sangat baik kepadaku,, aku merasakan memiliki keluarga baru… aku dan Cilla kini sangat dekat,, kini aku bisa kembali tersenyum dan bisa melihat senyum manis dari bibir merahnya… aku bahagia ketika melihat ia tersenyum,, senyumanya mengingatkan ku pada kasih sayang ibu kandung ku…
Cita-cita ku tercapai,, aku lulus dari SMK dan langsung mendapat pekerjaan tetap sebagai seorang arsitek… kini aku mengeri pahit manisnya kehidupan,, aku harus tetap tegar menghadapinya… setelah 2 tahun bekerja,, kini aku memiliki ruamh sendiri,, aku tidak lagi tinggal bersama ayah,, ayah yang hanya mementingkan dirinya sendiri… mungkin ayah saat ini telah bahagia dengan istri barunya saat ini… aku pun hanya bisa mendo’akan kebahagianan untuknya dalam setiap do’a yang ku panjatkan pada Allah…
12 desember,, hari ini hari ulang tahun Cilla yang ke 19,, bukan usia yang muda lagi… aku pun begitu,, usia ku saat ini 20 tahun,, 1 tahun lebih tua dari Cilla… 3 tahun menghabiskan hari bersama Cilla membuat ku jatuh hati kepadanya… aku mencintainya layaknya laki-laki normal yang mencintai seorang gadis… sesaat sebelum dia meniup lilin pada kue ulang tahunnya ia berkata dengan pelan “Andai aku memiliki sepasang bola mata…”
Kata-kata itu membuat ku teringat kembali akan kejadian teragis 3 tahun yang lalu… andai saja waktu itu aku dapat mencegah Tomi,, pasti saat ini dia masih disampingku,, dan Cilla tidak akan kehilangan kebahagian dari kedua bola matanya… tapi semua itu telah berlalu,, tidak akan bisa terulang kembali,, mungkin inilah yang disebut dengan Takdir… aku hanya bisa berjalan pincang menantang hari esok,, waktu tidak akan pernah bisa ku hentikan apalagi ku putar ulang layaknya sebuat film…. Ibu ku sayang,, sahabat ku tercinta Tomi dan Marco,, semoga kalian tenang di sisi-Nya… dan Cilla,, sebisa mungkin akan ku jaga diri mu sesuai permintaan Tomi…
Waktu demi waktu terus berlalu,, hari-hari ku dihiasi oleh senyuman manis Cilla,, melihat senyumnya membuat ku merasakan ketenangan dan membuat ku semakin mencintainya… layaknya seorang lelaki normal,, aku menyatakan cinta kepadanya… aku tak peduli dengan kondisi fisiknya saat ini,, yang terpenting bagiku hanyalah cintanya kepadaku… Cilla menerima cintaku,, kami pun hidup bahagia layaknya sepasang kekasih… seperti sepasang burung yang terbang indah di angkasa secara berdampingan dengan suara kicauanya yang menyejukan hati…
3 tahun belalu,, hubungan ku dengan Cilla tetap berjalan manis walau banyak sedikit bumbu pertengkaran yang terjadi diantara kami,,namun itu semua wajar,, itulah yang membuat cinta semakin menarik untuk di jelajahi… 3 tahun bukan lah waktu yang singkat,, sekarang usia ku 23 tahun,, sudah cukup matang untuk menjalani kehidupan kedepanya… 6 tahun bersama Cilla dan 3 tahun menjadi kekasihnya membuat ku yakin akan keseriusan ku untuk menikahinya…
Saat itu cuaca sangat cerah,, aku mengajak Cilla untuk jalan-jalan di sebuah taman,, taman yang menjadi tempat bermainya saat dia masih memiliki mata,, dan taman dimana aku menyatakan cinta kepadanya… aku masih takut untuk melamarnya,, sekuat apapun cintaku padanya,, rasa takut akan tetap datang kepada seorang pria yang hendak melamar seorang gadis… tapi,, ditaman ini,, rasa takut itu hilang saat Cilla berkata
“andaikan aku dapat melihat,, aku akan menikah dengan mu sayang…”
Aku sangat bahagia mendengar kata-kata itu,, aku semakin yakin untuk menikahinya… beberapa hari kemudia,, Cilla mendapat kabar menggembirakan… ada seorang yang mau mendonorkan matanya untuk Cilla… hari saat oprasi pun tiba,, sesaat sebelum Cilla masuk rumah ruang Oprasi aku berkata padanya
“sayang,, jika oprasi ini berhasil dan kamu dapat melihat kembali,, aku akan menunggumu ditaman… aku menanti kehadiranmu sayang… “
Cilla tersenyum manis,,senyuman yang sangat manis dari biasanya…
Operasi pun selesai dan akhirnya Cilla dapat melihat lagi.. setelah tenaganya terkumpul,, dia langsung beranjak pergi,, berlari kearah taman,, mungkin dia penasaran dan sangat ingin melihat wajah calon suaminya walaupun saat itu hujan sangat deras,, ini adalah hujan yang paling deras yang pernah ku rasakan…  aku telah menanti disana dengan membawa setangkai mawar putih dan secarik surat untuknya… Cilla pun tiba,, aku langsung memberikan Mawar dan surat itu kepadanya dan bertanya
“Sayang,,maukah kau menikah dengan ku..?”
Aku yakin dia akan menerima lamaranku sesuai janjinya saat itu… tapi dia menjawab
“aku tak sudi memiliki suami Buta sepertimu…”
Cilla pun berlari menjauhi ku dengan tangisan diwajah cantiknya… disebrang jalan di berhenti berlari untuk membaca surat dari ku
“Tolong jaga mata ku baik-baik… aku bahagia bisa melihat senyuman manismu… aku mencintaimu Cilla…”
            Aku masih terduduk dibawah hujan deras ini,, aku tak menyangka Cilla begitu tega kepadaku… tiba-tiba aku mendengar suara teriakan Cilla disertai suara tabrakan mobil yang cukup keras… saat itu pun ku dapati Cilla telah meninggal dengan sepasang bola mata ku… ini kali ketiga orang yang aku sayang meninggal,, tapi kali ini tidak dihadapan ku dan aku tidak menangis… karena saat ini aku buta,,, dan kali ini hujan benar-benar mewakili  tangisan ku….

……………..THE END………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar